PERAN KEPEMIMPINAN ETNIK DALAM MERAWAT HUBUNGAN ANTARA ETNIK DAYAK DAN ETNIK MELAYU DI KALIMANTAN BARAT

Dua etnik besar sekaligus etnik yang dianggap asli sebagai penghuni daerah Propinsi Kalimantan Barat
dan sekitarnya juga sering terlibat dalam konflik sosial yang terjadi selama ini. Umumnya kedua suku
ini berkonflik dengan etnik pendatang, dan sangat jarang sekali terjadi kedua etnik ini saling berkonflik.
Meskipun sering terjadi pertikaian kecil antara orang dari kedua etnik ini, tapi umumnya akan dapat
diredam dan tidak berlanjut pada konflik sosial berskala besar. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui hal apa yang menyebabkan kedua suku ini dapat hidup berdampingan secara rukun
dalam kurun waktu yang lama. Dengan teori Konflik (Emile Durkheim) dan Teori Struktural Fungsional
(Karl Marx), serta menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif, peneliti berhasil mendeskripsikan
bagaimana hal ini bisa terjadi, dan bisa dijadikan contoh untuk suatu persaudaraan yang berbeda etnik
namun dapat hidup berdampingan secara rukun dalam kurun waktu yang Panjang. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa: Adanya harmonisasi hubungan antara etnik Dayak dan etnik Melayu yang terbina
sejak lama yang tak lepas dari peran pemimpin ke dua etnik, Ke dua pemimpin etnik ini juga terlibat
aktif dalam penyelesaian setiap pertikaian kecil dan konflik yang terjadi serta adanya upaya- upaya
yang dilakukan oleh ke dua pemimpin etnik untuk menciptakan kehidupan yang damai dan harmonis
di tanah Kalimantan Barat.
Kata Kunci: Peran, Kepemimpinan Etnik, Merawat Hubungan