Praktik Adaptasi Perpustakaan Institut Pemerintahan Dalam Negeri di Masa Pandemi Covid-19

Pandemi membuat banyak perubahan terhadap perpustakaan. Layanan perpustakaan mendadak beralih menjadi virtual/daring. Aktivitas di perpustakaan dibatasi. Protokol kesehatan secara ketat diterapkan baik bagi petugas maupun pemustaka. Bahkan, dampak pandemi sempat membuat gedung fisik perpustakaan di tempat penulis bekerja sepi, lengang tanpa pengunjung fisik dalam kurun waktu beberapa bulan di tahun 2020.

Meskipun demikian, bukan berarti perpustakaan berpangku tangan. Banyak inovasi yang telah dilakukan oleh perpustakaan baik di IPDN maupun di tempat lain yang senantiasa memberikan layanannya meskipun kondisi pandemi. Perpustakaan terpacu untuk menciptakan inovasi baru layanan publik, mengikuti tren pelayanan secara digital dan elektronik sebagai bentuk inovasi di masa pandemi. Kondisi pandemi Covid-19 juga menuntut agar perpustakaan mampu beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan kebiasaan baru yang mengedepankan protokol kesehatan. Perpustakaan digital justru semakin naik daun dan mengalami peningkatan kunjungan. Berbagai penerapan teknologi informasi perpustakaan juga semakin gencar dipromosikan.

Bagi perpustakaan IPDN, krisis Covid-19 tidak hanya membawa dampak negatif, akan tetapi telah membuat layanan perpustakaan berbasis elektronik dan digital di IPDN semakin diperhatikan, memberi lebih banyak manfaat dengan model layanan yang lebih efektif dan efisien yang mungkin tidak dirasakan sebelum pandemi. Melalui digitalisasi layanan perpustakaan yang semakin dikembangkan sekarang ini, para pemustaka juga dapat mengakses informasi akademik yang diperlukan secara aman dan terhindar dari kontak fisik yang memungkinkan terjadinya penularan Covid-19.